Setelah membahas konsep Ikhlas Mindset Pertama : Alamat Surat, mari bahas konsep Ikhlas Mindset Kedua : Lembaran Cinta. Tulisan ini akan sangat berkaitan dengan konsep pertama yang membahas bagaimana menentukan penerima "Surat".
Setiap detik sebenarnya kita sedang menulis dalam lembaran-lembaran buku catatan amal yang dipegang para malaikat.
Tindakan-tindakan yang berorientasi hanya kepada keduniaan maka dapat simpulkan lembaran-lembarannya dipenuhi dengan cinta dunia. Tindakan-tindakan kebaikan yang tidak mengindahkan nilai sopan santun, kebijaksanaan, dan rahmatan lil'alamin maka akan mudah terjerumus dalam cinta yang ternoda.
Sebaliknya setiap hari ia bekerja karena agar Allah senang, ia membantu orang tua agar Allah ridha, ia mengasihi anak yatim agar Allah semakin cinta, dan ia mengajak orang lain kepada kebaikan dengan santun agar Allah semakin sayang, maka lembarannya akan penuh dengan "Cinta" kepada Allah swt.
Coba sekarang kita bayangkan, seorang wanita mendapatkan "Surat" dari seorang laki-laki yang menyukainya. Namun, isinya adalah ungkapan "Cinta" kepada wanita lain. Atau isinya malah tagihan hutang. Apa iya wanita tersebut akan memberikan senyuman terindah kepada si laki-laki?
Lalu ada lagi seorang mahasiswa mengirimkan email "Surat" kepada Pak dosen yang intinya ingin membuat janji bertemu. Namun, isi email "Surat" tersebut menggunakan bahasa yang kurang sopan seperti "Pak, siang ini jam 13.00 saya mau konsultasi skripsi, pagi saya gak bisa karena sibuk, besok juga ada janji dengan organisasi kepemudaan, lusa saya ada bisnis di Jakarta. Sampai ketemu nanti ya Pak". Seorang dosen yang bijak tidak akan marah dan tidak akan menjadikannya masalah besar, namun kemungkinan besar email tidak akan terbalas. Minimal mahasiswa tersebut dianggap tidak memiliki sopan santun.
Kemudian ada seorang ustadz yang berdakwah kepada masyarakat awam. Ia menggunakan metode dakwah ceramah umum dengan membahas perbedaan-perbedaan antar komunitas dan mengkafirkan secara keras bagi yang tidak sesuai dengan ilmunya. Secara garis besar, "Alamat" nya sudah benar yakni dengan mengajak kepada ajaran Allah, namun dengan cara yang kurang bijak apakah "Lembaran Cinta" itu tidak akan ternoda?
Bagaimana membina konsep Ikhlas Mindset Kedua : "Lembaran Cinta adalah dengan beberapa cara
Sebarkan artikel ini kepada teman dan keluarga agar mendapat manfaat juga ya
"Lembaran" adalah gambaran kumpulan-kumpulan tindakan yang dilakukan oleh kita setiap hari.
Setiap detik sebenarnya kita sedang menulis dalam lembaran-lembaran buku catatan amal yang dipegang para malaikat.
"Cinta" bisa kita sebut sebagai intisari lembaran-lembaran tersebut.
Tindakan-tindakan yang berorientasi hanya kepada keduniaan maka dapat simpulkan lembaran-lembarannya dipenuhi dengan cinta dunia. Tindakan-tindakan kebaikan yang tidak mengindahkan nilai sopan santun, kebijaksanaan, dan rahmatan lil'alamin maka akan mudah terjerumus dalam cinta yang ternoda.
Sebaliknya setiap hari ia bekerja karena agar Allah senang, ia membantu orang tua agar Allah ridha, ia mengasihi anak yatim agar Allah semakin cinta, dan ia mengajak orang lain kepada kebaikan dengan santun agar Allah semakin sayang, maka lembarannya akan penuh dengan "Cinta" kepada Allah swt.
Coba sekarang kita bayangkan, seorang wanita mendapatkan "Surat" dari seorang laki-laki yang menyukainya. Namun, isinya adalah ungkapan "Cinta" kepada wanita lain. Atau isinya malah tagihan hutang. Apa iya wanita tersebut akan memberikan senyuman terindah kepada si laki-laki?
Lalu ada lagi seorang mahasiswa mengirimkan email "Surat" kepada Pak dosen yang intinya ingin membuat janji bertemu. Namun, isi email "Surat" tersebut menggunakan bahasa yang kurang sopan seperti "Pak, siang ini jam 13.00 saya mau konsultasi skripsi, pagi saya gak bisa karena sibuk, besok juga ada janji dengan organisasi kepemudaan, lusa saya ada bisnis di Jakarta. Sampai ketemu nanti ya Pak". Seorang dosen yang bijak tidak akan marah dan tidak akan menjadikannya masalah besar, namun kemungkinan besar email tidak akan terbalas. Minimal mahasiswa tersebut dianggap tidak memiliki sopan santun.
Kemudian ada seorang ustadz yang berdakwah kepada masyarakat awam. Ia menggunakan metode dakwah ceramah umum dengan membahas perbedaan-perbedaan antar komunitas dan mengkafirkan secara keras bagi yang tidak sesuai dengan ilmunya. Secara garis besar, "Alamat" nya sudah benar yakni dengan mengajak kepada ajaran Allah, namun dengan cara yang kurang bijak apakah "Lembaran Cinta" itu tidak akan ternoda?
Menentukan "Alamat" yang benar adalah penting, namun menjaga kebaikan isi "Lembaran Cinta" juga tidak kalah penting."Lembaran Cinta" sangat erat dengan pikiran, karena pikiran yang baik akan tahu bagaimana caranya ia bisa mendapatkan manfaat dari setiap tindakan bagi dirinya.
Bagaimana membina konsep Ikhlas Mindset Kedua : "Lembaran Cinta adalah dengan beberapa cara
- Membaca Buku yang berkaitan dengan pembentukan pribadi
- Menambah Ilmu lewat pengajian di masjid, televisi, youtube
- Meminta Nasehat kepada para ulama
- Menerima Kritik dari berbagai kalangan baik yang lebih muda maupun lebih tua
- Mencoba Berubah menjadi lebih baik
Sebarkan artikel ini kepada teman dan keluarga agar mendapat manfaat juga ya
0 comments:
Post a Comment