Hai ibu-ibu.. ada yang masih bingung bagaimana memberi makan pada anak saat umurnya sudah 6 bulan?
Yuk dibaca artikel berikut ini:
https://duniasehat.net/2014/02/11/makanan-pendamping-asi-mpasi-who/
Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan tubuhnya. Sebagai manusia kecil yang sedang sibuk tumbuh berkembang, kebutuhan zat gizi tubuh anak sangat banyak loh. Jangan sampai dia kekurangan asupan zat gizi karena efeknya sangat fatal sekali, bahkan hingga kelak di usia dewasanya. ASI saja sudah tidak cukup buat anak di atas 6 bulan yaa…
1. Frekuensi pemberian makan MPASI
Pada awal MPASI WHO setelah bayi genap berumur 6 bulan (5 bulan 30 hari), frekuensi MPASI makanan utama/makan besar diberikan bertahap 2 – 3 kali sehari.
Pada umur 6 – 8 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 kali. Berikan snack seperti biskuit atau buah matang 1 – 2 kali sehari.
Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4 kali sehari. Berikan snack 1 – 2 kali sehari.
Pada umur 12 – 24 bulan, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4 kali sehari dan juga 1 – 2 kali snack tambahan.
Waktu makan sebaiknya disesuaikan dengan waktu makan keluarga supaya bayi lebih semangat belajar makan ^.^ Tapi jangan terlalu dekat dengan waktu jam tidur bayi.
2. Jumlah takaran makanan yang diberikan
Frekuensi MPASI makan dan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan dalam panduan MPASI WHO menyesuaikan dengan kapasitas lambung bayi dan rata-rata kandungan kalori
Pada awal MPASI di umur 6 bulan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan sekitar 2 – 3 sendok makan per kali pemberian.
Pada umur 6 – 8 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap dari 2 – 3 sendok makan menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) per kali pemberian. Jadi saat bayi umur 6 bulan 2 minggu diharapkan sudah lancar makan sehingga bisa diberikan takaran setengah mangkok (125 mL) saat makan. –> ukuran cangkir/mangkok yg digunakan 250 mL.
Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) –> ukuran cangkir/mangkok 250 mL.
Pada umur 12 – 24 bulan, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ¾ – 1 cangkir/mangkok (175 – 250 mL) –> ukuran cangkir/mangkok 250 mL.
3. Tekstur makanan MPASI
Menurut petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan tekstur makanan MPASI yang diberikan adalah makanan lumat/halus (bubur saring, pure atau makanan yang ditumbuk/dihaluskan). Pastikan tekstur makanan MPASI tidak terlalu cair atau encer, jadi gunakan sedikit saja air. Jadi tekstur bubur cair, tapi jika sendok dimiringkan bubur tidak tumpah.
Pada umur 8 bulan bayi sudah bisa dikenalkan dengan makanan finger food.
Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari tekstur makanan MPASI dinaikkan menjadi makanan lembek (nasi tim, bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan makanan-lunak).
Pada umur 12 bulan tekstur makanan MPASI bayi sudah bisa memakan makanan meja keluarga: makanan yang dicincang kasar, diiris atau dipegang tangan.
Kemampuan Fisik Bayi Untuk Makan:
Bayi umur 5 bulan baru belajar menggerakkan sendi rahangnya dan makin kuat refleks hisapnya. Bayi umur 7 bulan bisa membersihkan sendok menggunakan bibirnya. Bayi saat ini bisa menggerakkan sendi rahang naik-turun juga gigi masih sedikit pun biasanya baru punya gigi seri yang bertugas memotong bukan menggilas makanan, sehingga proses mengunyah dan hasil partikel kunyahan masih kasar. Mulai umur 8 bulan bayi telah mampu menggerakkan lidah ke samping dan mendorong makanan ke gigi-geliginya, makin stabil menjaga keseimbangan dan memegang sehingga dia sudah bisa menerima makanan finger food.
Umur 10 bulan merupakan waktu kritis bayi diharapkan sudah bisa memakan tekstur makanan MPASIsemi-padat (“lumpy” solid food) sehingga mulai kenalkan makanan lembek tanpa saring di umur 9 bulan. Jika terlambat menaikkan tekstur makanan maka anak akan semakin sulit memakan makanan yang lebih padat. Umur 12 bulan sendi rahang bayi telah stabil dan mampu melakukan gerakan rotasi sehingga sudah bisa lebih canggih dalam mengunyah tekstur makanan MPASI kasar. Pada saat ini bayi telah siap memakan makanan meja sesuai yang dimakan oleh keluarga.
Jika bayi dipaksa makan makanan padat dini-sendiri contohnya seperti dalam baby led weaningharus diperhatikan juga risiko tersedak yang masih sangat besar. Ibunya udah bisa manuver Heimlichbelom nih? Banyak loh bayi yang berakhir mengenaskan karena tersedak, hiks.
Selain itu bayi membutuhkan lebih banyak waktu untuk memanipulasi makanan tekstur padat untuk bisa mengunyahnya hingga menjadi partikel yang lebih kecil untuk ditelan. Akibatnya bayi akan memakan jumlah makanan yang lebih sedikit (karena capek dan bosan -dipaksa- mengunyah) sehingga asupan makanannya kurang dan kekosongan kebutuhan tubuhnya akan tetap kosong.
Jika ibu ingin bayi mendapatkan manfaat zat gizi secara optimal dari makanan yang dia makan maka sebaiknya ibu pilih menu dengan tekstur makanan MPASI sesuai tahap perkembangan bayi ya.
4. Varietas Bahan Makanan
Menurut petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan sistem pencernaan bayi termasuk pancreas telah berkembang dengan baik sehingga bayi telah mampu mengolah, mencerna serta menyerap berbagai jenis/varietas bahan makanan seperti protein, lemak dan karbohidrat. Jadi berikan aneka ragam bahan makanan bergizi kualitas 4 bintang yang tentunya mudah dijangkau sesuai kearifan lokal.
Pencernaan serta organ tubuh bayi sudah siap mengolah bahan makanan lain selain ASI dan susu formula. Jadiii… bayi sudah boleh makan berbagai jenis bahan makanan, bukan hanya buah aja.
Pada umur 6 bulan, ginjal bayi telah berkembang dengan baik sehingga mampu mengeluarkan produk sisa metabolisme termasuk dari bahan pangan tinggi protein seperti daging. Jadi, bukan menjadi alasan menunda pemberian daging merah, ikan dan telur. Supaya bayi tumbuh berkembang dengan baik sebaiknya kawal dengan pemberian menu protein hewani plus nabati.
Variasi bahan makanan dalam MPASI WHO ini memakai menu kualitas 4 bintang sesuai pedoman umum gizi seimbang. Bayi berumur 6 bulan sudah boleh makan aneka ragam jenis bahan makanan dari kelas karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur-mayur dan buah-buahan.
Pada masa awal MPASI, varietas bahan makanan yang baru dikenalkan sebagai “rasa tunggal” saat belajar makan di 2 minggu pertama. Namun hal ini tentu saja tidak saklek harus dikenalkan dengan menu tunggal jika bayi lebih suka dimakan campur. Ibu juga bisa langsung mencampur bahan makanan yang sudah dikenalkan sebelumnya. Beberapa dokter anak memberikan rekomendasi untuk langsung saja memberikan bubur menu campur. Intinya segera berikan menu MPASI kualitas 4 bintang dengan aneka karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayur buah dalam satu menu makan pada masa MPASI ini.
Tambahkan minyak atau margarin setengah hingga satu sendok teh ke dalam bubur bayi untuk meningkatkan kandungan energi serta supaya makanan licin dan mudah ditelan bayi. Ibu bisa menggunakan minyak apapun yang tersedia di rumah selama minyaknya masih bersih dan bagus bukan minyak bekas menggoreng. Tambahkan minyak ketika bubur akan disajikan ke bayi. Tidak perlu ditambah minyak jika makanan sudah ditumis atau digoreng dengan minyak.
Hindari makanan dan minuman manis seperti teh, soda, atau biskuit manis. Jangan memberikan makanan yang keras dan berpotensi untuk tersedak. Hindari pemberian makanan asin seperti ikan asin.
Bubur bayi dari tepung:
Bolehkah MPASI sayur dan buah saja?
Susu sapi untuk bayi:
Madu untuk bayi:
Bolehkah memberikan makanan yang digoreng?
Boleh.
Kok boleh sih? Saat MPASI boleh lho bayi makan makanan yang digoreng atau ditumis pakai minyak (Participants Materials The Community IYCF Counselling Package, UNICEF, 2010). Kan kalori makanan yang digoreng lebih tinggi, toh ibu sendiri yang menggoreng dengan minyak yang aman digunakan. Oiya, jangan samakan diet bayi dengan diet kita-kita yang udah berumur ini. Bayi itu butuh kolesterol. Salah satu nutrisi unggulan di ASI yang tidak ada di sufor juga susu lain itu apa? KOLESTEROL dan ASAM LEMAK.
Makanan pencetus alergi:
Terkait ketakutan akan adanya alergi sebenarnya tidak ada pantangan makanan bagi bayi:
Jangan lupa berikan minum air putih
Berikan air putih yang bersih dan sudah dimasak sebanyak kurang lebih 4 – 8 oz (120 – 240 mL) per hari, sebenarnya pemberian air putih bagi bayi yang sudah MPASI ini tidak dibatasi jadi menyesuaikan kebutuhan bayi. Tawarkan bayi minum air putih setiap selesai makan. Patokannya: lihat urin dan feses bayi. Jangan sampai bayi kekurangan cairan. Bayi yang tinggal di daerah panas akan membutuhkan lebih banyak minum sebagai pendamping MPASI.
Pemberian air putih bagi bayi yang sudah makan MPASI berguna sebagai suplai cairan juga untuk mencegah sembelit. Lebih lengkapnya bisa dibaca di link berikut ini: minum air putih.
Bagaimana dengan gula dan garam?
Jreng jreeenggg… semua sumber yang saya baca tidak merekomendasikan makanan manis, asin dan berbumbu tajam sebab asupan garam dan gula pada bayi harus dibatasi. Dalam “booklet pemberian makan” dari Unicef dan panduan MPASI dari WHO juga IDAI, di bubur MPASI sudah boleh ditambahkan sedikit garam beryodium. Garam berfungsi sebagai sumber yodium, namun pemakaiannya juga harus dibatasi secukupnya supaya jangan sampai berlebihan. Kekurangan asupan yodium berisiko menyebabkan kerusakan otak, penurunan IQ serta mengganggu tumbuh kembang anak. Sumber yodium lain yang bisa ibu pilih adalah sea food, ikan air tawar, rumput laut, susu dan produk turunan susu.
dan dalam buku “MPASI rumahan bagi bayi” dari WHO boleh ditambahkan sedikit gula. Gula adalah salah satu bahan makanan berkalori tinggi yang mudah dijangkau. Pemakaian gula juga harus dibatasi secukupnya. Makanan bayi tidak boleh terlalu manis dan terlalu asin.
Buku MPASI WHO bisa diunduh disini: MPASI WHO
Booklet Unicef bisa diunduh disini: Booklet Unicef
Buku MPASI IDAI bisa diunduh disini: merged_document
Btw jangan sedih kalau bayi anda tidak mau makan bubur yang ditambah ASIP -normal jika ada bayi yang gak suka saat ASIP dicampur ke bubur- daripada bersedih mending segera mencari variasi menu baru.
(Pesan moral: jadi busui jangan picky eater kalau gak mau anak picky eater :D).
5. Pemberian makan dengan cara aktif/responsif
MPASI bukan hanya sekedar makanan namun juga cara makan, kapan waktu makan, tempat makan, dan faktor pemberi makanan sehingga dalam MPASI WHO ini juga diperhatikan faktor psikososial anak.
- Suapi bayi dan perhatikan anak yang lebih besar serta beri bantuan bila dia membutuhkan. Beri anak makanan dengan sabar dan penuh perhatian, dorong anak untuk mau makan namun jangan paksa anak untuk makan.
- Jika anak menolak makan, coba ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur dan metode makan.
- Minimalisasi gangguan saat anak makan jika anak tipe yang mudah teralihkan perhatiannya.
- Waktu makan adalah saatnya anak untuk belajar dan waktu keluarga mencurah cinta dan saling berkomunikasi sehingga ajak anak untuk mengobrol dengan kontak mata yang penuh kehangatan.
- Jika anak menolak sendok coba berikan makan dengan menggunakan tangan. Pastikan tangan ibu bersih yaa.
Jarang ada penelitian tentang anak yang dibiarkan makan sendiri tanpa bantuan sejak dini seperti dalam baby led weaning.
Metode pemberian makan aktif responsif (jadi ibu menyuapi anak tapi anak juga dilibatkan secara aktif untuk makan) telah terbukti dari berbagai penelitian yang dilakukan bisa membuat anak makan lebih banyak.
Cara pemberian makan aktif responsif:
Berikan anak makanan dalam piring tersendiri sehingga ibu bisa mengukur banyaknya makanan yang dimakan anak. Beri makan dengan alat makan sesuai perkembangan umur anak serta budaya setempat, ada beberapa kebudayaan yang memberikan sendok yang lebih kecil bagi bayi. Bayi yang lebih besar akan tertarik untuk makan sendiri, berikan dia sendok untuk berpartisipasi menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sambil dibantu oleh ibu.
Pemberian ASI pada saat MPASI masih seperti pada saat masa ASI eksklusif yaitu sesering dan selama yang anak inginkan.
Pada umur 6 – 12 bulan WHO menyarankan untuk menyusui terlebih dahulu sebelum memberikan makanan lain. Beberapa ahli menyarankan menyusui setelah anak makan. Namun teknis pelaksanaannya dikembalikan kepada kenyamanan ibu dan anak. Jangan takut anak menyusu akan membuat anak malas makan. Menyusu semau bayi pada masa-masa ini akan tetap membuatnya masih lapar karena ASI sangat berbeda dari susu formula dan sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan nafsu makan juga energi bagi bayi.
Keuntungan masih menyusui semau bayi pada masa MPASI antara lain:
- Bayi akan terlindungi dari reaksi peradangan dan infeksi karena ada sel-sel darah putih, antibodi, antiradang dan aktivator sel darah putih di dalam ASI.
- Epidermal growth factor di dalam ASI akan membantu perkembangan sel-sel usus juga papilla lidah/taste bud bayi.
- Terdapat enzim percerna karbohidrat, lemak dan protein di dalam ASI sehingga proses pencernaan zat gizi dalam makanan akan semakin efisien.
6. Higienitas
MPASI WHO sangat menekankan kebersihan. Pada masa-masa ini bayi sangat rentan terkena diare sehingga ibu harus memastikan kebersihan makanan, air, alat makan, proses memasak dan tangan (pemberi makan maupun bayi). Cuci tangan ibu dan bayi dengan air serta sabun saat mau memasak, mau makan dan setelah dari toilet (sabun biasa, tidak perlu sabun antibakteri).
Disarankan menggunakan peralatan makan yang mudah dibersihkan seperti cangkir, mangkok dan sendok, bukan botol-sendok, dot atau pipet. Makanan bayi bisa disimpan di kulkas dalam rentang yang tidak terlalu lama (misal ibu bekerja menyiapkan makanan untuk 1 hari, jangan 3 hari apalagi 1 minggu yah, dudududuu..).
Masak dengan benar hingga makanan matang. Bubur bayi yang tidak disimpan di kulkas sebaiknya segera digunakan dalam waktu 2 jam. Pastikan makanan mentah yang dimakan bayi bersih dan aman. Pisahkan makanan mentah dan matang.
Jadi kalo di cara makan ala MPASI WHO ini cukup dengan makanan yang ada di meja makan keluarga. Ambil nasi dari nasi keluarga (kenapa memasak bubur dari nasi bukan beras? Supaya hanya dibutuhkan tambahan air sedikit agar tidak terlalu encer, juga biar cepet masaknya) lalu pisahkan sayur juga lauk yang belum dibumbui bumbu-bumbu tajam (misal merica atau cabe).
Untuk menu sesuaikan saja dengan masakan yang ibu masak dengan tekstur dan jumlah menyesuaikan tahap perkembangan anak. Boleh sih pakai blender, food processor atau yang lainnya, tapi kalo buat tipe ibu malas nyupir (nyuci piring) macam saya akhirnya jadi males banget. Penggunaan blender tidak boleh dengan menambah air karena tekstur bubur akan encer.
Cara memasak bubur MPASI WHO menurut Perinasia:
- Ambil nasi satu mangkok ditambah air satu mangkok. (air bisa kaldu atau santan)
- Tambahkan bumbu, sayur-mayur dan lauk-pauk. Bumbu utuh saja, bawang cukup dibelah dua dan jangan ikut dilumatkan. Sayur dan lauk yang diiris halus.
- Masak di atas api hingga air habis sehingga nasi telah menjadi bubur lembik.
- Ambil bubur lembik lalu lumatkan dengan saringan kawat.
- Ambil hasil pelumatan bubur dibalik saringan kawat sehingga menjadi bubur lumat.
- Sajikan dengan ditambahkan sedikit minyak atau margarin atau mentega sebagai sumber penambahan kalori karena permasalahan gizi di Indonesia banyak anak kurang asupan kalori. Tambahkan minyak sekitar setengah sendok teh (UNICEF) hingga satu sendok teh (WHO) disesuaikan kebutuhan serta kondisi anak. Jika bubur telah tinggi kalori/lemak maka batasi penambahan minyak. Jika bubur hanya mengandung sedikit sekali kalori apalagi pada anak dengan kondisi kurang gizi bahkan bisa ditambahkan minyak sekitar setengah hingga satu sendok makan (Pelatihan MPASI Perinasia). Penambahan minyak ini cukup dikira-kira, jangan terlalu banyak sebab bisa mempengaruhi rasa bubur. Untuk penambahan santan kurang-lebih bisa sama dengan pemakaian minyak. Pada penambahan margarin/mentega tentu sebaiknya takaran lebih sedikit sebab rasanya lebih kuat. Jika masakan sudah ditumis/digoreng maka tidak perlu lagi menambah minyak dalam bubur di mangkok.
Hasil oleh-oleh memasak MPASI di Pelatihan MPASI PERINASIA ^_^ Ini dimasak dalam waktu yang sangat singkat loh, hanya sekitar 10 menit dan tidak merepotkan. Jadi kata siapa memasak MPASI sulit?
Sebenarnya pemberian MPASI itu tidak sulit ya, namun jika salah pilih akan sangat merugikan bayi. MPASI yang salah akan membuat:
- Bayi akan rentan sakit,
- Bayi lambat tumbuh,
- Bayi akan berhenti tumbuh.
Jangan sampai otak anak jadi kecil gara-gara kurang gizi yaa.. >_<
Ciri ada sesuatu yang salah di MPASI ya berat badan anak susah naik, grafik pertambahan berat badan jelek dan anak sering banget sakit. Bisa dilihat dari gambar ada gambaran CT scan anak di usia yang sama, anak kurang gizi otaknya lebih kecil dan banyak yang kosong jadi akhirnya ya jadi anak yang bodoh. Padahal anak ASI -sudah dibuktikan dari penelitian jangka panjang- seharusnya tumbuh berkembang dengan baik, pintar, aktif dan sehat.
Jika ragu dengan MPASI ibu bisa mendiskusikannya dengan dokter anak atau dokter spesialis gizi klinik yang pro-ASI dan komunikatif. Dokter spesialis anak adalah orang yang sekolah kedokteran dan mendalami permasalahan anak selama 12 tahun, jadi mereka pastilah tahu apa yang harus anak makan. Daripada berimprovisasi dengan akibat masa depan anak terancam kan?
Artikel berikut juga penting untuk diketahui, yaitu tentang
- Pemilihan makanan pertama bagi bayi: klik link.
- Gerakan tutup mulut atau bubur disembursembur ketika si bayi sulit disuap makan MPASI: klik link.
- Ibu cerdas pintar membaca kurva pertumbuhan anak: klik link.
- Ketika galau berat badan anak sulit naik: klik link.
MPASI WHO itu berkualitas, mudah, dan terjangkau
PERHATIAN!
WEBSITE INI BUKAN UNTUK TUJUAN PENGOBATAN. ARTIKEL HANYA BERSIFAT SEBAGAI EDUKASI UNTUK MENYEDIAKAN INFORMASI DAN TIDAK MENGGANTIKAN PENANGANAN MEDIS DARI DOKTER/AHLI PROFESIONAL SECARA LANGSUNG. PERIKSAKAN KE DOKTER/AHLI JIKA ANDA MEMILIKI PERMASALAHAN KESEHATAN/KONDISI LAIN YANG MENGGANGGU. SEGERA KE RUMAH SAKIT ATAU UGD JIKA ANDA MERASA SAKIT, MENGALAMI GANGGUAN KESEHATAN ATAU DALAM KONDISI DARURAT.
0 comments:
Post a Comment